16 September 2008

Demi Tigapuluh Ribu, Aku Mati !

Setiap manusia memang akan mati
Tak kenal muda tak kenal tua
Sebab sakit atau tidak
Kalo waktunya mati ya mati saja
Tapi tak pernah aku menyangka
Aku akan mati dengan cara seperti ini
Setiap berdoa aku ingin mati dengan khusnul khotimah
Mati dengan cara yang normal, lembut dan tidak menyakitkan
Bukan mati karena terinjak-injak,berdesak-desakan
Bukan mati karena dipaksa
Tahukah kau rasanya mati seperti aku ?
Sakit!!!

Tapi
Demi nafas yang terus ingin aku sambung
Demi perut lapar yang menanti kenyang
Demi redanya tangis anak dan cucu di rumah
Demi tigapuluh ribu rupiah yang sudah menanti
Aku rela mengantri
Namun karena itu pulalah aku mati
Ya, demi tigapuluh ribu aku mati

Itulah harga nyawaku
Pertanyaannya adalah mengapa aku yang harus mati
Kenapa tidak koruptor saja yang mati ?
Aku tidak pernah membuat orang susah
Apalagi merusak tatanan negara
Aku hanya orang yang selalu tetap berusaha tersenyum
Meski cap miskin dan tidak mampu melekat di badanku

Demi tigapuluh ribu aku mati
Ironis,tragis,miris

_______________________________________________________________________
Tulisan di atas adalah gambaran perasaan tentang peristiwa yang terjadi di pasuruan kemarin. Total 21 nyawa melayang sia-sia, mati terinjak dan kehabisan nafas. Perasaan suka cita karena akan menerima pembagian zakat secara langsung dari sang dermawan berubah menjadi duka. Semakin trenyuh mengingat kejadian itu berlangsung di bulan Ramadhan dan 2 minggu kemudian Idul fitri.

Sebenarnya peristiwa seperti itu tidak perlu terjadi jika saja niat yang tulus diiringi dengan cara yang baik dan benar dalam pelaksanaannya. Cara penyampaian zakat secara langsung dengan mendatangkan penerima zakat adalah cara yang tradisional primitif, dan sederhana. Langkah yang bijak adalah dengan menyalurkannya ke lembaga amil zakat yang resmi sehingga lebih profesional, pembagiannya pun lebih merata. Kalaupun ingin meyampaikan secara langsung hendaklah ia yang mendatangi penerima zakat ,door to door. Saya masih ingat ketika waktu kecil dulu diajak nenek keliling kampung membagi gabah hasil panen ke orang-orang yang kurang beruntung. Orang jaman dulu kan belum mengenal apa itu lembaga amil zakat. Jadi mereka datang langsung ke rumah orang yang ingin diberi zakat.
Apa yang terjadi di Pasuruan adalah karena memakai sistem yang tradisional tadi. Bedanya dia tidak mendatangi orang,tapi orangnya yang didatangkan. Apalagi sebelum hari H sudah disebar pamflet bahwa akan ada pembagian zakat sehingga otomatis banyak orang yang tahu. Diperparah tanpa melakukan upaya koordinasi dengan aparat pemerintah dan izin kepolisian untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut. Pembagian BLT dari pemerintah yang dijaga aparat saja bisa rusuh apalagi ini yang tidak ada koordinasi. Lalu terjadilah peristiwa tersebut.

Dari sisi agama pun sebenarnya kita dianjurkan untuk menyembunyikan tangan ketika memberi. Artinya jangan sampai kita mengumbar kepada khalayak bahwa kita sudah memberi sesuatu pada si A. Atau mengumumkan di media cetak/radio jika kita pada hari X akan mengadakan acara santunan. Perbuatan yang demikian lazim disebut dengan riya. Akan menjadi sia-sia amal kebaikan yang kita kerjakan jika ada riya dibalik semua itu. Mungkin kita mendapat label orang baik,dermawan,baik hati dari masyarakat yang melihat perbuatan kita. Namun di mata Allah itu semua bullshit, nothing,tidak ada apa-apanya. Yang ada malah menambah saldo dosa kita. Selayaknya niat yang mulia itu dilakukan dengan cara yang mulia pula.

Dengan melihat kasus tersebut, menjadi tugas bagi lembaga amil zakat ( LAM ) untuk lebih menarik minat masyarakat dalam rangka menyalurkan zakatnya. Sosialisasi tentang LAM harus digencarkan lagi untuk menumbuhkan rasa percaya masyarakat terhadap LAM. Para pejabat,tokoh masyarakat,dan publik figur lainnya harus memberi contoh dengan menyalurkan zakatnya melalui LAM. Dengan langkah tersebut diharapkan masyarakat akan mengikutinya dan lalu datang ke lembaga amil zakat dan menunaikan kewajibannya sebagai orang yang mampu.

Sekarang tugas bagi aparat kepolisian mengungkap tuntas peristiwa tersebut berikut motif dibalik diadakannya acara pembagian zakat secara langsung. Sampai tulisan ini diposting polisi sudah menetapkan Farouk,anak kedua Syaikon,sebagai tersangka. Farouk dijerat pasal 359 KUHP karena dianggap lalai hingga mengakibatkan seseorang meninggal dengan ancaman hukuman 5 tahun. Ke depannya jika ada peristiwa serupa, polisi harus reaktif manakala melihat ada rombongan arus ribuan manusia yang menuju satu titik. Harus segera dicari tahu ada acara apa dan memberikan pengamanan jika memang ada potensi terjadi kerusuhan.

Tragedi Pasuruan memberi pelajaran bagi kita semua bahwa masih banyak saudara-saudara kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. Bagi kita dan sebagian orang, duit 30 ribu mungkin sangat kecil,tapi bagi mereka sangatlah berarti. Mereka rela antri berdesak-desakan,panas-panasan demi mendapatkannya. Bahkan sampai ada yang menukarnya dengan nyawa. Semoga mereka yang meninggal mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan.

Selengkapnya......

08 September 2008

Teman Sejati

Teman sejati mengerti ketika kamu berkata," Aku lupa"! Menunggu selamanya ketika kamu berkata, "Tunggu sebentar"!. Dia akan tetap tinggal ketika kamu berkata," Tinggalkan aku sendiri"!. Serta akan membukakan pintu meskipun kedua tanganmu belum mengetuk.

Mencintai bukanlah bagaimana kamu melepaskan, melainkan bagaimana kamu memaafkan. Bukan bagaimana kamu mendengarkan melainkan bagaimana kamu mengerti. Bukanlah apa yang kamu lihat melainkan apa yang kamu rasakan. Bukanlah bagaimana kamu membiarkan melainkan bagaimana kamu bertahan

Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati daripada menangis tersedu-sedu. Sebab air mata yang keluar dapat dihapus,sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang takkan pernah hilang. Dalam urusan cinta kita sangat jarang menang. Tapi ketika cinta itu tulus,meskipun kalah, kamu akan tetap merasa menang hanya karena kamu berbahagia dapat mencintai seseorang.

Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai yang kamu cintai. Bukan karena yang kamu cintai itu berhenti mencintai kita,melainkan karena kita menyadari bahwa dia akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.

Apabila kamu benar-benar mencintai seseorang jangan lepaskan dia. Kadang kala orang yang kamu cintai adalah orang yang paling membuat sakit hatimu. Dan kadang kala teman yang menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari. Atas dasar itu mungkin tak pernah ada lagi pertanyaan, "Ada apa dengan cinta"?

Selengkapnya......