20 Maret 2009

Warning buat Calon Wakil Rakyat

Hajatan akbar itu sudah semakin dekat. Pesta demokrasi 5 tahunan sekali akan dilaksanakan pada tanggal 9 April 2009 berupa pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat di DPR dan DPRD serta DPD. Sejak tanggal 16 Maret kemarin,pemanasan akbar untuk pesta itu dimulai. Kampanye partai-partai politik berupa rapat akbar alias pengumpulan massa sudah marak di seluruh wilayah Indonesia.

Inilah waktunya bagi partai dan calon wakil rakyat mengumbar janji-janji politiknya guna meraih simpati dan dukungan masyarakat dalam pemilu 9 april nanti. Apalagi sistem yang berlaku nanti adalah suara terbanyak bukan nomor urut seperti yang sudah-sudah. Maka mau tak mau semua caleg bekerja keras untuk saling bersaing dengan caleg separtai dan dengan partai lain. Berbagai bentuk atribut dibuat mulai dari kaos, stiker,pin,iklan media,spanduk,baliho. Belum lagi kalau ada masyarakat yang meminta sumbangan untuk kegiatan sosial,dan pengeluaran tetek bengek lainnya. Dan pastinya hal yang demikian menuntut dana yang cukup besar.

Banyak cara yang dipakai para caleg tersebut dalam menggalang dana. Mulai dari sumbangan simpatisan, bantuan teman,pengusaha,pinjaman bank/koperasi dan harta pribadi tentunya. Entah sudah berapa puluh atau ratus juta dana yang telah digelontorkan untuk biaya kampanye yang nantinya sebagian besar harus dikembalikan ke pemberinya. Dari sinilah sumber malapetaka itu sebenarnya berasal. Ketika nanti mereka sudah jadi wakil rakyat hal pertama yang harus mereka lakukan adalah bagaimana caranya agar pinjaman-pinjaman itu lunas, dengan memanfaatkan jabatan mereka tentunya. Lalu mereka melakukan korupsi,manipulasi dan lain-lainya. Mereka masih "untung" karena ada "sumber pendapatan" menjadi anggota DPR/DPRD/DPD. Lha,bagi yang kalah bagaimana ?

Pada umumnya bagi siapa saja, orientasi awal menjadi caleg adalah mereka ingin mempunyai kekuasan. Dengan kuasa itu mereka akan memperkaya diri dan orang-orang di dekatnya. Kesejateraan rakyat ? Itu masuk dalam nomor yang ke sekian kalinya. Makanya ketika mereka kalah sudah pasti mereka akan terguncang jiwanya alias stress berat. Stress karena malu, dan yang paling utama stress karena dililit utang. Karena beban yang sedemikian berat bisa saja ada sebagian dari caleg yang akan gila. Bicara soal caleg gila, berikut ini saya lampirkan tulisan dari harian SOLOPOS tentang Rumah Sakit Jiwa Solo yang mempersiapkan gedung khusus guna menampung para caleg yang stress gara-gara pemilu.

Sebuah bangunan mewah berdiri di salah satu sudut barat Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta. Bangunan itu terkesan elite dengan sejumlah sekat-sekat ruang kamar. Di dalamnya, terdapat fasilitas lemari es, kursi sofa, almari, AC, kamar mandi, toilet, televisi serta kasur springbed. Semuanya masih beraroma baru dan mewah. Juga dilengkapi taman air yang didesain untuk menambah sejuk suasana.

Namun, siapa sangka bangunan yang digarap secara maraton itu dibuat untuk mengejar tenggat waktu 9 April 2009 nanti, di mana suara rakyat bakal menjadi taruhannya. Dan tentu saja bakal menentukan siapa para wakilnya yang duduk di kursi parlemen nanti.

"Dan Selasa (31/3) nanti, gedung ini akan diresmikan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo. Kami berharap, gedung itu bisa menjadi ruangan khusus bagi para Caleg yang memiliki potensi sakit jiwa lantaran kalah bertarung," ujar Direktur RSJD Surakarta, Muhammad Sigit saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Kamis (19/3).

Sigit menjelaskan, gagasan membangun gedung baru itu memang berkaitan erat dengan kecemasannya selama ini, yakni dampak psikologis akibat hajatan akbar Pemilu 2009. Dan menurutnya, para Caleg yang saat ini sedang bertarung mati-matian berebut kursi DPR, sangat berpotensi besar terserang depresi hingga berujung sakit jiwa.

Alasannya, kata sigit, jika Caleg itu gagal memperebutkan kursi DPR, maka selain harta yang terkuras habis, mereka juga menanggung malu, depresi, sakit hati, jengkel karena kalah persaingan, serta setumpuk persoalan yang sangat komplikasi.

"Kita memang tak mengharapkan bersama, sebagaimana yang dialami calon Bupati Ponorogo yang harus dirawat di RSJD itu. Namun, persiapan itu harus kami lakukan sejak dini. Dan kami membangun bangsal khusus bagi Caleg gagal," paparnya.

Selain kamar kelas elite berjumlah sembilan ruangan, RSJD rupanya juga tak tanggung-tanggung dalam memberikan persiapan pascaPemilu. Saat ini, sejumlah tim khusus psikoterapi serta perawat kelas profesional juga dibentuk. Maklumlah, pelayanan dan perawatan khusus bagi Caleg yang berpotensi sakit jiwa, kata Sigit, memang sengaja dipersiapkan sejak dini. Soalnya, kata Sigit, gangguan jiwa antara pasien yang hanya karena tekanan ekonomi, sangat berbeda dengan pasien yang gagal karena maju Caleg.

Makanya, bagi para Caleg persiapkan mental dari sekarang sembari meluruskan niat. Terjun ke dunia politik membutuhkan keikhlasan yang tinggi. Jangan sekedar berorientasi pada kekuasaan saja. Menjadi wakil rakyat bukan sebuah pekerjaan tempat meraih uang,melainkan jabatan yang sangat berat. Kalau cuma ingin memperkaya diri jangan jadi wakil rakyat,silakan anda bekerja atau membuat usaha sendiri. Jika memang nanti ada sebagian diantara anda yang stress bahkan gila, jangan khawatir. Sudah ada tempat untuk menampung anda-anda semua..Waspadalah...waspadalah ...!!!

Selengkapnya......