11 Januari 2012

Ngangkring

Menyaksikan lalu lalang kendaraan, bersamaan dengan suara klakson bersahutan, sepoi angin, dan tanpa hujan. Itu yang penting. Ya...tanpa hujan !!! Bukan apa-apa, sebab beberapa hari terakhir, hujan selalu setia mengunjungi kota ini. Kadang pagi, kadang siang, kadang sepanjang malam. Ah... sejenak melepas penat di tempat itu, sembari menikmati segelas jeruk panas, adalah pengisi waktu sepulang kerja yang sangat pas.

Bukan restoran mewah yang menyajikan makanan wah, kawan. Tak perlu khawatir terkena penyakit "Kanker" (kantong kering hehe) kalau makan di situ. Dijamin. Angkringan.. Jamak orang menyebutnya seperti itu. Sajian khasnya, nasi bungkus ukuran mini, sate-satean, jahe, susu, teh, gorengan. Sederhana memang, namun ada sensasi lain ketika nongkrong dan makan di situ.

Seperti malam kemarin, saya untuk kesekian kalinya mampir di angkringan di bilangan Mampang (seberangnya pasar Mampang). Tidak sendirian, dari kantor bareng sama Sulis. Di angkringan sudah menunggu bulek midori. Kebetulan tidak terlalu banyak orang yang ke situ. Begitu sampai, langsung pesan jeruk anget, ambil 2 bungkus nasi bungkus mini (lazim disebut juga dengan sego kucing), gorengan, dan telur puyuh (love this kind of food :D). Lanjut makan diselingi dengan obrolan ringan. Tema obrolan malam kemarin adalah rencana untuk mengunjungi gunung Rinjani di Lombok.

Bagi saya, mengunjungi (baca saja mendaki) gunung Rinjani adalah sebuah impian. Sebenarnya pada tahun 2010 yang lalu, hampir saja impian itu terwujud. Namun karena satu dan lain hal, impian itu harus tertunda. Hal yang paling penting untuk disiapkan adalah mencari waktu yang pas untuk cuti. Tidak seperti kalau mau mendaki gunung Gede, misalnya, yang bisa hari Sabtu-Minggu, butuh waktu lebih untuk mendaki Rinjani. Selain lokasi yang jauh, karasteriktiknya juga lain dengan gunung Gede.

Secara informal, saya pernah ngobrol dengan pak bos kalau saya suatu waktu di tahun 2012 ini akan mengajukan cuti yang agak lama untuk ke Rinjani. Dan hal tersebut diamini oleh beliau. Dari obrolan di lapak malam kemarin sih, ancer-ancer waktu sekitar bulan Mei, yang ada tanggal merahnya di hari Jumat ( pas Paskah kalau tidak salah). Tetap, mengandalkan AirAsia untuk membawa kami ke sana via Bali (planningnya...).Hmmm...sepertinya semua akan berjalan dengan lancar (ngarep.com).

Kembali ke episode ngangkring, di setengah perjalanan, datang satu kawan lagi, Hamock, kawan yang doyan jalan juga. Obrolan terus mengalir sampai akhirnya tiba di penghujung waktu. Kami harus pulang.Gak mungkin juga nginap di situ kan?? :D.. Pulang dengan Rinjani yang terngiang-ngiang..

Ah,,,, memang malam yang sempurna..Dihembusi sepoi angin tanpa hujan, dan purnama yang sembunyi di balik awan. Terbersit doa, semoga impian itu menjadi kenyataan.

PS :
Cukup Rp12.000 untuk 2 buah sego kucing, 2 sate telur puyuh, 2 gorengan, dan segelas jeruk panas

Selengkapnya......