UJUNG GENTENG, Sebuah Perjalanan......( part 1 ) ~ My Passion

12 Desember 2007

UJUNG GENTENG, Sebuah Perjalanan......( part 1 )


Puas!!!! Puas !!! Puas !!!! ( tapi bukan puas-nya tukul lho ).Ya, itulah ekspresi yang keluar ketika sudah sampai di Ujung Genteng. Setelah menempuh perjalanan panjang dan melelahkan dari Jakarta,mendaki bukit lewati lembah ( kayak ninja hatori aja ) akhirnya sampai juga ke tempat tujuan. Disambut hangatnya mentari sore,udara pantai yang khas,dan lambaian nyiur kelapa,kami ber-8 menginjakkan di bumi Ujung Genteng, di pesisir selatan kabupaten Sukabumi.

Motivasi utama datang ke Ujung genteng ( UG ) adalah untuk melepas penat,stress,dan rasa bosan akan suasana Jakarta. Ya, tahu sendirilah kondisi "kota tercinta " itu. Akhirnya,diputuskan pada Sabtu 8 Desember 2007 pergi ke UG. Dari Jakarta berangkat sekitar jam 9 pagi naik mobil,dengan formasi Widi ( driver tunggal ),Hardy ( sebelahnya driver ),suliswanto,Ashari,David Dabo,Mukti,Vico,dan saya sendiri. Perjalanannya sendiri sangat "menakjubkan",terutama setelah masuk ke daerah kabupaten sukabumi. Jalan yang berkelak-kelok,tipikal daerah perbukitan,merupakan sensasi tersendiri. Untungnya drivernya sangat handal karena membawa mobil sejak tahun 80an ( kata dia ).( tengkyu wid,kamu memang teman yang bisa diandalkan dalam urusan per-driver-an).Walaupun jalanan kecil,hanya cukup untuk dua mobil,laju mobil tetap kencang,dan sering bermanuver demi mendahului kendaraan yang ada di depannya.
Di tengah perjalanan, dan karena sudah waktunya makan siang, kami memutuskan untuk makan siang di Pelabuhan Ratu. Pelabuhan Ratu sebenarnya juga termasuk salah satu wisata andalan Sukabumi,selain sebagai pusat pemerintahan. Kami makan siang di salah satu rumah makan yang langsung menghadap ke laut lepas, sangat menakjubkan.


Setelah kenyang,kami balik arah menuju ke UG, melewati Kecamatan Simpenan. Jurang terhampar di pinggir jalan, agak deg-degan juga ketika melewati tikungan dan ketika mencoba mendahului, jalannya sempit bok.Tapi sekali lagi,drivernya bisa diandalkan.Sebenarnya kita juga melewati air terjun,dan terlihat dengan jelas berada di sisi jalan. Pengennya berhenti sejenak,minimal mengambil gambarnya. Namun karena kondisi jalan tidak memungkinkan,terpaksa kita hanya melewatinya. Ketika sudah melewati Surade, rasa tidak sabar semakin kuat. Apalagi ketika melihat papan penunjuk jalan tertulis, UJUNG GENTENG 12 KM,,. !!. Pucuk dicinta ulam tiba, ketika dari kejauhan sudah terlihat birunya air laut terhampar,perasaan makin tidak karuan pengen segera merasakan sejuknya air laut. Kami kemudian melewati pos masuk,sebenarnya harus bayar. Sempat memperlambat mobil,kemudian digas lagi. Artinya kami tidak membayar ketika masuk kawasan wisata UG.( Maafkan kami pak,kami janji lain kali kalau ke sana lagi akan membayar tiket masuk, sumpah dech )
And finally,sampailah kita di penginapan yang letaknya persis di pinggir pantai. Kami menyewa satu ruang yang terdiri dari 2 kamar,empat tempat tidur,satu kamar mandi,semacam ruang tamu,tempat masak,dan teras. Karena kami ber-8,ditambah lagi 4 ekstra bed. Harganya cukup murah,250 ribu rupiah,belum termasuk makannya. Setelah urusan sewa menyewa beres,kami langsung ganti pakaian dan menceburkan badan di pantai,kebetulan kondisinya pas pasang. Kalau biasanya ombak pantai selatan terkenal dengan kehebatannya,ombak di pantai tempat kami mandi tidak terlalu tinggi,hampir tidak ada malah. Sebab daerah tersebut banyak terumbu karang sehingga ombak yang datang sebelum sampai ke pantai sudah dipecah. Dan perlu dicatat,kondisi pantainya sangat bening. Kita bisa melihat dengan jelas pemandangan di bawah air dengan jelas. Sebetulnya lebih pas lagi kalau kita memakai alat buat snorkling,tapi karena tidak ada yang bawa ( lebih tepatnya tidak ada yang punya ) dan tidak tahu harus menyewa ke mana, kita mengandalkan mata telanjang untuk melihatnya. Kondisi pantai juga juga tidak ramai dan terkesan sangat sepi dari pengunjung. Hal ini dimungkinkan karena memang masih sangat sedikit orang yang tahu dan kurangnya promosi dari pemerintah setempat.
Setelah puas mandi,kami mandi di "hotel". Lalu saya dan empat orang lagi pergi ke pasar ikan'letaknya kira-kira lima menit jalan pake mobil dari penginapan. Kami membeli ikan bawal dan lobster untuk lauk makan malam.Harganya harga pabrik,karena langsung dari laut.Kita lalu menyerahkan ke yang punya penginapan untuk dimasak. Lumayan lama juga sih nunggunya,bawalnya dibakar dan lobsternya direbus.Dan, maknyuss,nikmatnya makan malam akhirnya bisa kami rasakan.
Di UG ada tempat penangkaran penyu juga ternyata. Setelah makan malam, saya,widi,sulis, david dabo,dan ashari dengan naik ojek pergi ke tempat penyu tadi. Katanya kita bisa melihat penyu yang sedang bertelur. Jalan ke tempat penyu sangat ekstrem,sangat licin dan gelap,penerangan mengandalkan lampu motor. Mungkin karena habis hujan,ditambah bukan jalan aspal alias masih tanah,jadinya y gitu dech. Kita sampai juga ke tempat penyu. Kami membayar 6 ribu rupiah,seandainya yang ikut lebih dari 5 orang kita cukup membayar 5 ribu. Lalu dengan didampingi seorang guide,kami menuju ke tempat penyu bertelur. Sayup-sayup terdengar deburan ombak. Sayangnya pas ke sampai,penyunya sudah selesai bertelur. Tp ga papa, kami masih sempat melihat seekor penyu sedang berusaha menutupi badannya dengan pasir pantai yang lembut.

Ternyata di sana sudah banyak orang yang punya tujuan sama seperti kami,ingin melihat penyu. Kalau mau menunggu, kata orang di penangkaran,kita bisa melihat penyu sedang naik ke pantai untuk bertelur. Tapi tidak ada kepastian berapa menit atau berapa jam. Seandainya kondisinya siang,pasti asyik melihat gempuran ombak menggelegar. Berhubung malam hari dan gelap, hanya mengandalkan cahaya Hp,hanya bisa mendengar suaranya. Lalu setelah merasa cukup dan foto-foto sebentar, kami kembali ke penginapan. Jarak tempuhnya sekitar 20 menit,dan untuk menikmati perjalanan malam tadi,kami mengeluarkan biaya 40 ribu rupiah per kepala,termasuk untuk biaya masuk.
Sampai di penginapan,ada yang main kartu ada yang tiduran. Lalu tengah malam,kami berjalan-jalan di tepi pantai,meikmati suasana pantai di malam hari. Ternyata airnya surut,dibandingkan kondisi pada sore harinya. Ada beberapa nelayan dengan menggunakan lampu petromaks dan alat penangkap ikan,mencari ikan di sela-sela karang. Ditambah cuaca waktu itu sangat cerah. Sungguh merupakan pengalaman yang berharga. Setelah cukup kami kembali dan tidur.




Your cOmment"s Here! Hover Your cUrsOr to leave a cOmment.